No, he's not one of the SM*SH personel. You've googled the wrong Bhisma if you got here hoping to see a dancing gay-looking young adult with braces on his teeth.
Anyway, saya mengagumi tokoh wayang yang punya nama kecil Dewabrata ini. Bagi saya kisah keikhlasan Bhisma yang rela bersumpah untuk tidak menikah demi adik dan ibu tirinya serta kesetiaannya dalam memegang teguh janji kepada cucu-cucu Kurawa untuk berperang bersama mereka amat mengharukan. Kedua sumpahnya tersebut telah memegang peranan besar dalam alur cerita Mahabharata, sehingga dapat disimpulkan tanpa sosok Bhisma, Abyasa tidak akan dapat menciptakan kisah seindah itu.
Dia menjadi satu-satunya manusia yang diperbolehkan oleh para dewa untuk memilih sendiri saat kematiannya. Maka tak heran, meskipun sudah dihujani panah oleh Arjuna, kakek tua renta nan sakti ini masih dapat hidup berbulan-bulan di padang Kurusetra hingga matahari merambat di Lintang Utara bumi.
Saya pun ingin seperti Bhisma. Memahami keikhlasan dan kesetiaan. Seperti lilin yang menyala dalam kegelapan, meskipun mengorbankan dirinya sendiri tapi Ia mampu menjadi cahaya bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment