Wednesday, September 28, 2011

Lady Gaga and Agent of Change

Lady Gaga adalah fenomena di dunia pop dan fashion abad ini. Sebagai seorang penyanyi, dia telah memberikan definisi baru terhadap seni tarik suara maupun seni pertunjukkan. Dia terlanjur melangkah lebih jauh. Pakaian dari daging, musik elektro-pop dengan beat yang catchy, penampilan panggung yang penuh dengan efek spektakuler, maupun lirik lagu yang konyol tapi lekas lekat di telinga, all in one package. Lady Gaga terlanjut memiliki banyak "identifier" yang membuat orang akan langsung teringat pada sosoknya. Simbol-simbol yang ditampilkan oleh Lady Gaga adalah sebuah gambaran akan ironi di kehidupan zaman kita sekarang ini, maka tidak heran jika Ia memiliki banyak fans di seluruh dunia. Lady Gaga telah menciptakan banyak "monster" yang memenuhi kepala mereka dengan imajinasi dan inspirasi akan hal-hal "di luar dugaan", sesuatu yang tabu untuk ditembus.

Sebagai seorang artis, dia adalah sosok eksentrik yang sukses. Sebagai agen pembawa perubahan, dia bak seorang nabi atau seperti buddha yang baru saja membawa pencerahan. Lady Gaga tidak perlu membuat sebuah institusi atau mendirikan sebuah agama baru untuk membuat perubahan pola pikir di tengah jutaan penggemarnya. Dialah "agama baru" itu sendiri. Gebrakannya di dunia seni telah mengubah cara pandang seseorang dalam berbudaya. Memasang lobster sebagai hiasan di kepala adalah sesuatu yang menarik sebagaimana imutnya memiliki hiasan tulang implan yang mencuat di bahu. Dunia terlanjur menyaksikan perlawanan terhadap arus ini, sehingga ribuan juta orang yang terpukau larut di tengah pusaran perubahan. Lady Gaga adalah sosok yang sukses sebagai seorang agen pembawa perubahan.

Lady Gaga and her flaming-bra on TIME's 100 Most Influential People in The World

Bagaimana dengan gelaran mahasiswa sebagai "Agent of Change"? Mahasiswa percaya bahwa dengan berdemonstrasi menuntut perubahan kepada pemerintah (?) di jalan atau dengan berjas almamater berteriak lantang di depan gedung DPR maka langit dapat runtuh dan lautan pun dapat terbelah. Mereka bersikeras menutup mata dari perubahan zaman dan terbukanya sekat-sekat globalisasi di tengah kehidupan bermasyarakat. Masyarakat yang hidup di abad ini adalah masyarakat yang masa bodoh dan tidak senang digurui. Percuma jika hanya berkoar-koar tanpa dapat memberikan efek langsung yang dapat mengakibatkan perubahan di tengah komunitas.

Mengapa seorang artis yang
diangap konyol seperti Lady Gaga terbukti dapat mengumpulkan banyak perhatian manusia di dunia? Jawabannya simpel: sesuatu yang remeh-temeh seperti musik, fashion, maupun gaya berpenampilan seseorang memiliki daya injeksi yang lebih kuat pada masyarakat global.

Instead of teaching them, show them, shock them. Itulah kunci perubahan di tengah masyarakat yang punya tendensi untuk mengejar kepentingan pribadi ketimbang hal-hal lainnya. Jika mahasiswa-mahasiswa kita terus bertahan dengan cara kuno mereka tanpa dapat merevolusi bentuk-bentuk gerakan mereka, saya yakin Lady Gaga (yang bahkan tidak pernah belajar Teori Interaksionisme Simbol di kelas Sosiologi Hukum) jauh lebih pantas menyandang gelar Agent of Change.

Monday, September 12, 2011

Hi everyone!

How was your break? I got the 2 months awesome holidays ever in these passed three years. Amazing. Ran, Ega, Fit and I were already planning a youth project to promote La Galigo for young Indonesian outside Sulawesi Island and encourage people in South Sulawesi to know more & preserve their culture. We are on our way to create a website and data bank for it. Just wait, I'm filled with youth energy and excitement :)


my "La Galigo" team

Back to Jogja, I have a new spirit and new perspective on seeing things. Planning to take another exchange program, hopefully this one will be my hit to land elsewhere beside Asia or Americas. Great time with family on our "The Damars goes to Mandar" trip to West Sulawesi during Idul Fitri. Great time with friends in Makassar; superthanks to HILITE, AFS peeps, Rafika, Fit, Sam, Rijal, Diku, and Amel. You guys rocks. Will see you again next year (insha Allah).

Ready to shine and inspire more people? Let's do it! :)

Replica of Tamalate Palace in Gowa, South Sulawesi. It was once, a place where the king ruled.