Wednesday, March 17, 2010
Day 4th in HK
Selamat pagi semuanya.
Sekarang waktu telah menunjukkan pukul 12 lewat 21 menit tengah malam waktu Hong Kong. Saya berada di atas tempat tidur berukuran kecil yang mesti di share dengan bapak dosen di dalam sebuah kamar di lantai 5 Indonesian Building Konsulat Jenderal Republik Indonesia.
Lagu ‘Bukannya aku takut’ dari Mulan jameela mengalun sendu dari headset pink milik Dahye yang saya pinjam. Para wanita kelihatannya sudah tertidur, kecuali Maral yang sedang menemani Nabriz di ruang tamu. Tidak disangka sekarang kami telah memasuki hari yang keempat. Hong Kong, sebuah daerah yang istimewa, yang sebelumnya saya tidak pernah sangka akan semenakjubkan ini. Tempat yang entah mengapa membuat saya begitu nyaman dan tentram. Tempat yang membuat saya sekali lagi dapat menjadi open-minded dan berpikiran luas. Di sela-sela menuliskan kata-kata ini, dalam lubuk hati saya yang terdalam bergejolak rasa was-was dan kegelisahan. Pasalnya, hari jumat ini akan menjadi hari oral pleadings bagi saya.
Hari yang ditunggu-tunggu selama 6 bulan terakhir. Hari yang akan menjadi puncak dari seluruh pengorbanan kami selama ini. Sekarang lagunya berganti menjadi ‘lagu Sedih’, masih oleh artis yang sama; Mulan Jameela. Lawan yang akan saya hadapi adalah sekolah yahudi Amerika bernama Benjamin Cardozo yang notabene masuk peringkat top ten school of law di USA (info ini saya dapatkan dari wikipedia).
Padahal tadi ketika menyaksikan penampilan perdana dari Dahye dan Diva, keyakinan dan semangat sempat terpupuk di benak saya, mengingat suasananya yang rileks dan arbitratornya tidak terlalu banyak bertanya. Pun penampilan lawan yang berasal dari Copenhagen menurut saya pribadi tidak terlalu ‘wah’ atau terlalu menakutkan. Tanpa bermaksud untuk sombong, tapi kami masih dapat menampilkan yang lebih baik ketimbang mereka kok.
Hari yang meletihkan. Saatnya semua untuk tidur. Oh iya, ingatkan PR saya untuk menulis mengenai pengalaman berkeliling di Hong Kong Island, perspektif baru mengenai TKW, dan cultural heritage yang hidup di tengah peradaban barat. So far, I love Hong Kong very much.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
aduh kak louie yang sudah ke Hongkong!
aku liat dari foto-foto, ada sign seperti ini! NO SMOKING (terus dibawahnya ada DILARANG merokok)
orang indonesia banyak juga yah di hongkong!
kak louie semangat!!!
hehehehe... bayangkan TJ, ada 130.000 lebih pekerja Indonesia di HK! Serasa di negri sendiri jadinya...
Klo kamu jalan2 ke Causeway Bay tiap hari sabtu-minggu, sepanjang jalan kamu bisa mendengar orang2 bicara pake bahasa jawa lho! hehehehe
Post a Comment