Friday, July 1, 2011

Peran Bunda Maria sebagai Mediator Perdamaian Antara Dua Agama




Sebagai seorang Muslim, saya diwajibkan untuk mencintai Bunda Maria. Mengapa? Alasannya simpel, karena memang agama saya mengajarkan seperti itu. Islam memberikan dorongan bagi para pengikutnya untuk menjunjung tinggi kemuliaan Bunda Maria beserta sang anak tunggal yang digelari Ruh Allah, Yesus Kristus alias Isa Almasih. Hal ini tentunya telah banyak dilupakan oleh sebagian penganut Islam itu sendiri, apalagi untuk diketahui oleh saudara kita yang beragama Nasrani.

Tidakkah kita sadari bahwa di dalam kitab suci Al-Qur’an yang setiap subuh dan maghrib berulang-ulang kali dibaca itu judul surah (chapter) ke-19 nya ialah Maryam? Siapakah Maryam ini? Mengapa terdapat ikon penting Kristiani di dalam ayat-ayat paling suci pengikut Muhammad? Maryam adalah anak pasangan tua bernama Imran (dalam tradisi Nasrani disebut Amram) dan Hannah. Keduanya berasal dari kalangan Bani Israil, keturunan Yakub bin Ishaq bin Ibrahim. Keluarga Imran (Ali Imrandalam bahasa Arabnya) ini begitu unik. Karena kealiman mereka dalam beribadah serta mengamalkan ajaran Taurat dengan murni di masa ketika bangsa Yahudi mulai melupakan Tuhannya, Allah mengabadikan keluarga pilihan tersebut dalam Al-Qur’an sebagai judul surah kedua. Darah nabi Harun yang mengalir di dalam tubuh mereka membuat keluarga ini menjadi figur kesalihan untuk Bani Israil.

Islam mengenal sosok Bunda Maria sebagai wanita yang dipilih oleh Allah untuk melahirkan seorang Almasih (mesiah) bagi Bani Israil, anak keturunan Israel. Dia adalah gadis baik-baik yang terkenal suci dan tidak pernah tersentuh oleh seorang laki-laki pun karena menghabiskan waktunya untuk beribadah di dalam mihrab (tempat sembahyang) di area Haikal Sulaiman. Itulah mengapa Maryam begitu terkejut ketika Malaikat Jibril (Gabriel) yang mengambil bentuk seorang laki-laki tiba-tiba menampakkan diri di mihrab pribadinya. Sebenarnya Maryam sudah tidak asing lagi dengan mukjizat dari Allah, karena sejak kecil pun Ia telah diberkati dengan diturunkannya makanan-makanan dari surga sehingga membuat Zakaria yang menjadi pengawasnya bertanya-tanya keheranan.

Singkat cerita, Jibril meniupkan Ruh ke dalam tubuhnya sehingga tanpa berhubungan badan dengan seorang laki-laki pun perawan suci ini dapat mengandung. Ketika rasa sakit akan melahirkan mulai terasa, Maryam pergi menjauh dari Yerusalem menuju Betlehem dan melahirkan Isa Almasih di tepi sungai. Maryam menjadi simbol kasih ibu serta ketegaran seorang wanita dalam menerima perintah Tuhan untuk memenuhi perjanjian dengan-Nya.  Jika Maryam mendapatkan penghormatan yang begitu tinggi dari Allah Tuhan Semesta Alam, maka sudah merupakan suatu kewajiban bagi kaum beriman untuk menempatkannya dalam posisi yang mulia pula.

Agama adalah topik yang sensitif. Selama ini, konflik keagamaan yang paling besar dan paling sering muncul di antara agama-agama Abrahamik ialah perseteruan terbuka Islam-Kristen. Perang Salib adalah contoh yang paling terkenal sekaligus terbesar. Padahal, memperhatikan data demografis komposisi penduduk di dunia ini, kaum Muslimin dan para penganut Kristen selalu hidup berdampingan dalam satu komunitas. Di Indonesia, di Amerika Serikat, Inggris, Italia, Mesir, Lebanon, Syria, dimana-mana selalu dapat kita temukan komunitas Islam di tengah masyarakat Kristen ataupun sebaliknya. Jika memang intensitas kedua kelompok ini untuk saling ber-“irisan” begitu tinggi, maka mengapa konflik-konflik keagamaan selalu menghiasi muka bumi? Jawabannya ialah karena masing-masing pihak saling menutup diri dan tidak mau peduli dengan apa yang ada pada tetangganya. Masing-masing pihak memutuskan untuk membiarkan ketidaktahuan mereka menjadi rasa saling curiga yang kemudian berubah menjadi kebencian. Yang lebih lucu lagi, kedua agama ini sama-sama mengaku berakar dari tradisi Abrahamik, agama anak-cucu Ibrahim Sang Kekasih Allah.


Kaum Muslim di dunia perlu kembali ke ajaran pokoknya sendiri dan berhenti dengan konflik sektarian internal yang tiada habisnya itu untuk dapat menghargai tetangganya yang beragama Nasrani. Tidakkah Anda menyadari bahwa bacaan wajib dipenghujung sholat itu adalah sholawat (doa keselamatan dan puji-pujian) kepada keluarga nabi Muhammad sebagaimana Allah telah melimpahkan damai sejahtera kepada keluarga nabi Ibrahim? Jika yang dimaksud sebagai keluarga spiritual Muhammad itu adalah kaum Muslimin, maka siapa lagi keluarga mereka dari nabi Ibrahim selain penganut monoteisme dari golongan Yahudi dan Nasrani? Pada salah satu kisah Fathu Makkah(penaklukkan kota Mekkah), ketika membersihkan Bait Allah Ka’bah dari berhala dan gambar-gambar sesembahan bangsa Arab yang berjumlah 310 buah, nabi Muhammad meletakkan tangannya di atas gambar Bunda Maria dan Yesus kecil agar tidak disobek-sobek seperti yang dilakukan pengikutnya terhadap gambar-gambar berhala lain. Raja Ethiopia (Negus) yang beragama Nasrani juga dulu pernah dengan senang hati menerima para penganut Islam awal yang disiksa oleh Quraisy dengan tangan terbuka di negrinya. Ia malah mengikatkan persahabatan erat dengan umat Islam dan terkenal dengan ucapannya; “Apa yang kalian yakini dan aku yakini itu perbedaannya tidak lebih dari garis lurus yang ditarik di atas pasir ini”.

Demikian pula halnya dengan para penganut agama Nasrani. Pemahaman yang mendalam dibutuhkan demi terwujudnya persatuan semua pihak. Tidak ada satu pun agama di dunia ini selain Islam yang meletakkan penghormatan sedemikian tinggi kepada sosok Bunda Maria dan Yesus. Tidak ada satu pun kitab suci di dunia ini yang memberikan salam penghormatan serta pujian-pujian yang begitu baik kepada kedua tokoh tersebut dan keluarga Imran selain kitab Al-Qur’an. Dan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengakui Taurat (Perjanjian Lama), Zabur, dan Injil (Perjanjian Baru) semuanya sekaligus sebagai kitab suci yang berisi hukum sah dari Allah selain agama Islam. Dari sekian banyak tokoh-tokoh panutan dalam tradisi Islam, hanya segelintir yang namanya diberi keistimewaan sebagai judul surah, di antaranya adalah Ibrahim, Nuh, Yunus, Yusuf, Muhammad, Luqman, dan Maryam. Agama Kristen disebut dengan nama Nasrani –agama para penolong- oleh nabi Muhammad karena sifat penuh kasih sayang serta kesediaan mereka untuk terluka di jalan Tuhan sebagaimana yang diceritakan oleh Al-Qur’an, dengan dipelopori oleh para Hawari (Rasul-rasul Yesus). Betapa besar rasa saling mengasihi yang diajarkan oleh nabi Muhammad terhadap para pengikut Isa. Yang demikian itu adalah kebenaran, akan tetapi seringkali dilupakan orang-orang.

Dengan menyadari adanya kesamaan di dalam pokok ajaran masing-masing pihak, diharapkan pengertian serta sikap terbuka dapat terwujud. Perdamaian atas perbedaan bukanlah hal yang mustahil, karena sejak manusia diciptakan tidak ada yang benar-benar terlahir identik, ketidaksamaan adalah kodrati. Mengetahui bahwa sosok yang kita cintai juga ternyata merupakan sosok yang dicintai oleh anggota komunitas lain sangatlah menyenangkan. Apalagi jika sosok tersebut dapat membawa kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Maha Esa, Allahu Ahad, atau Adonai Ehad tanpa harus saling menyakiti sesama manusia. Peranan Bunda Maria amat penting guna menjembatani sengketa antara kedua agama mayoritas di Indonesia ini. Dialog-dialog maupun kajian-kajian yang lebih mendalam akan kehadiran Sang Perawan Suci di tengah persimpangan teologis Islam-Nasrani diperlukan agar dapat dicapai sebuah titik temu yang mengantarkan kedua belah pengikut agama kepada kehidupan yang damai. Jika tidak mulai dari diri kita masing-masing, siapa yang kita harapkan untuk memulainya?


23:01
1 Juli 2011
Yogyakarta

No comments: