Wednesday, December 30, 2015

Ouderjaarsdag 2015

Setiap tanggal 31 Desember kita merayakan apa yang dalam tradisi Belanda disebut dengan nama Oudejaarsdag. Oudejaarsdag berarti hari terakhir di tahun yang lama, sebelum malam berganti menyambut tibanya tanggal pertama di tahun yang baru. Malam yang disebut juga dengan nama Silvesteravond (terinspirasi dari nama Paus Silvester yang lahir di hari yang sama) ini identik dengan hidangan bernuansa apel seperti appelflappen (kesukaan saya!) dan appelbeignets. Mengapa apel yang dipilih saya juga kurang paham. Dugaan saya ini ada kaitannya dengan sinonimisasi buah khuldi yang dimakan oleh Adam dan Hawa di surga dengan apel dalam tradisi Latin. Apel, buah yang mengawali perjalanan umat manusia di muka bumi: day one

Oudejaarsdag di belahan mana pun di muka bumi biasanya diramaikan dengan kemeriahan kembang api, pesta-pora, minum-minum, konvoi di jalanan, atau sekedar duduk-duduk gezellig bersama teman-teman di ruang tamu biasa. Suara terompet meniru sangkakala mahluk surgawi dan topi kerucut konyol yang dihiasi rumbai-rumbai menyalakan malam musim panas di Praetoria hingga ke Anchorage yang dingin membeku. Di Belanda  sendiri ada tradisi unik untuk merayakan malam tahun baru yaitu dengan nyemplung di Pantai Scheveningen, yang tentu saja dapat memicu hipothermia, serta pesta kembang api.
If only they consistently keep the original Ancient Roman tradition, new year should fall on March, which is a perfect warm time for flowers to blossom. Celebrating new year in Spring would be joyfuller if you live in the northern hemisphere though,

Ini akan menjadi malam tahun baru saya yang ketiga di Belanda. Malam tahun baru yang akan dipenuhi oleh bunyi petasan dan pertunjukan kembang api serentak di berbagai penjuru kota Leiden. Ratusan kembang api yang melesat naik menembus udara lalu meledak menjadi percik-percik api beragam warna sejenak akan membuat langit malam di negeri yang datar ini terang benderang. Orang yang baru pertama kali merayakan tahun baru di Belanda pasti akan terkejut-kejut menyaksikan lomba balas-membalas kembang api yang terjadi malam itu. Ribuan euro terbakar habis di malam yang menandai dibukanya kalender baru. 
Pika's visit to the Netherlands! Santa Tell Me, XO, Paleis Dam's security and a quest to find an old bench in Amsterdam will forever be the highlight memory of our togetherness :)
Ma bitchess couldn't get enough of me every time we met. I misses our bunch!
The Two Angels of Smaragdlaan, my support system and my most patient listeners ever. To whom shall I make a quick afternoon gossip and call of inspiration again?
Tahun ini bisa dibilang hidup saya seperti kembang api. Tahun yang beyond my imagination, persis seperti ledakan kembang api di malam yang harusnya sunyi dan sepi. Semuanya terjadi begitu cepat serta mendebarkan. Tahun ini diisi dengan trip tiga kali PP Indonesia - Belanda untuk urusan beasiswa dan juga liburan musim panas. Tahun ini keluarga saya di Makassar diberkahi melalui kelahiran cucu kedua papa-mama saya, Wija Almanan. Tahun ini saya dengan sedih harus berpisah dengan sebagian dari orang-orang yang saya sayangi (tidak hanya perpisahan dengan sebagian keluarga besar Encompass namun juga kehilangan kakak ipar dari nenek saya terkasih, mbah Tarinah yang selalu penuh energi dan tawa), namun juga dapat bertemu dengan orang-orang baru yang menyenangkan (teman-teman PK Svar Catrinisat, para penghuni Leiden angkatan baru serta teman-teman internasional saya di kelas kuliah). Tahun ini saya harus berjuang merampungkan program studi Sejarah di Leiden untuk kemudian memulai program studi Human Rights Law masih di universitas yang sama. Tahun ini saya mendapatkan banyak kepercayaan baru, aktifitas baru serta proyek-proyek baru. Semuanya terjadi begitu cepat dan menimbulkan efek kejut yang tidak hanya mengejutkan namun juga menggairahkan serta menakutkan. Singkat cerita, jika ada kata yang paling tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi di tahun ini maka: kembang api di suatu malam musim dingin, itulah analoginya.
365 days ago, while celebrating New Year's Eve with Thanat whose then became my housemate and the one and only Mr. Ariel Lopez. We watched Leiden's firework show from Ariel's balcony.First photo in 2015.
I'm a proud roommate of Danny Kobrata, LL.M. Now it's my turn to chase the same crazy title.
My favorite adeks in Leiden. I guess I can't be more grateful for having them around in the cold and windy days. Those days of ayam geprek, karaoke and random strolling will be highly preserved in my memory like the UNESCO-admitted ruins of Palmyra before ISIS attacked Syria.

Tidak hanya melulu tentang hal-hal yang baru, tahun ini pun saya diajak merenung sejenak untuk bersyukur atas hal-hal lama yang saya taking for granted. Hari ini papa saya ulang tahun. Papa saya yang hobi mengaji dan suka tidak enak hatinya saat menolak rengekan putri-putranya. Saya bersyukur karena masih memiliki kedua orang tua yang tak pernah bosan mendoakan anaknya yang nakal ini. Saya bersyukur karena masih memiliki dua orang kakak yang senantiasa mendukung saya dari jauh. Saya pun bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang sayang dengan saya di kota kecil bernama Leiden ini. Ah, Leiden. Siapa sangka kita bisa tiga tahun ini begitu mencintai satu sama lain sedemikian rupanya? Leiden yang masih enggan untuk melepas saya. Apakah kita akan terus berjodoh hingga tiga ratus tahun lagi?
Hey Leiden! Be ready for another round next year!

Saya berharap seperti itu. Masih banyak tugas saya yang belum selesai di sini dan masih banyak mimpi yang ingin saya cipta bersama kota ini. 2015, kamu adalah tahun menakjubkan yang layak saya lantunkan rasa syukur kepada-Nya. 

Saya tutup tahun 2015 ini dengan sebuah doa yang dinyanyikan oleh seorang rasul bernama Musa kepada Tuhannya:
Lord, you have been our dwelling place
    throughout all generations.
Before the mountains were born
    or you brought forth the whole world,
    from everlasting to everlasting you are God.
You turn people back to dust,
    saying, “Return to dust, you mortals.”
A thousand years in your sight
    are like a day that has just gone by,
    or like a watch in the night.
Yet you sweep people away in the sleep of death—
    they are like the new grass of the morning:
In the morning it springs up new,
    but by evening it is dry and withered.
We are consumed by your anger
    and terrified by your indignation.
You have set our iniquities before you,
    our secret sins in the light of your presence.
All our days pass away under your wrath;
    we finish our years with a moan.
10 Our days may come to seventy years,
    or eighty, if our strength endures;
yet the best of them are but trouble and sorrow,
    for they quickly pass, and we fly away.
11 If only we knew the power of your anger!
    Your wrath is as great as the fear that is your due.
12 Teach us to number our days,
    that we may gain a heart of wisdom.
13 Relent, Lord! How long will it be?
    Have compassion on your servants.
14 Satisfy us in the morning with your unfailing love,
    that we may sing for joy and be glad all our days.
15 Make us glad for as many days as you have afflicted us,
    for as many years as we have seen trouble.
16 May your deeds be shown to your servants,
    your splendor to their children.
17 May the favor of the Lord our God rest on us;
    establish the work of our hands for us—
    yes, establish the work of our hands.
Mazmur, Psalm, Zabur: 90-106

Mari angkat backpackmu, kembangkan layar kapalmu dan pilih buku bacaan terbaik untuk menemani perjalananmu. Petualangan besar menanti di lembaran-lembaran yang baru.

Sunday, December 27, 2015

Di antara dua Maulid, di antara dua Natal

Hari Natal, dalam versi kaum liberal dan pasar yang kapitalis, sering kali diasosiasikan dengan hadiah. Kado yang dibungkus berwarna-warni, ditumpuk di bawah pohon cemara serta berkotak-kotak coklat dan segala hal yang manis-manis lainnya untuk anak-anak. Terlepas dari derita kaum pengidap diabetes akan betapa tingginya kadar gula di hari itu, Natal akan selalu diingat karena rasanya yang manis.

Sebenarnya di Belanda sendiri Natal tidak melulu identik dengan gula. Buktinya buah jeruk juga pernah masuk ke dalam list hadiah yang dibawakan oleh Sinterklaas kepada anak-anak, sebagaimana diabadikan oleh pelukis asal Leiden, Jan Steen di lukisannya yang berjudul "Het Sint Nicolaas-feest". Keras dugaan saya, selain tentu saja karena kadar vitamin C yang dikandung jeruk sangat dibutuhkan oleh tubuh yang tengah berjuang melawan winter, jeruk dipilih juga karena rasanya yang manis. Glühwein yang hangat juga diberi kayu manis agar terasa manis, bukan? At the end, yang manis-manis kembali jadi tema besar Natal, dan ia hadir dalam berbagai rupa.

Het Sint Nicolaasfeest, Jan Steen

Natal bagi saya yang besar di tengah lingkungan yang mayoritas muslim adalah hari kelahiran seseorang yang amat penting pula. Isa Almasih alias Yeshua alias Yesus Kristus, dengan nama Arab atau nama Yahudi atau nama Latin anda mengenalnya, lahir ke dunia melalui perantaraan seorang perawan bernama Maria alias Maryam. Isa ini di daftar orang-orang terpilih sebagai utusan Tuhan dalam Alquran punya kedudukan yang istimewa. Tidak saja ia menjadi bukti (ayat) kemahakuasaan Tuhan di muka bumi karena lahir tanpa bapak, ia juga dijuluki sebagai Ruh Allah disebabkan karena ia muncul di dalam rahim Maryam langsung dari tiupan Ruh Kudus. Ia juga dijuluki sebagai Almasih atau Juru Selamat karena bagi pemeluk agama Nasrani dan Islam kelak Yesus akan turun kembali ke dunia untuk menyelamatkan seluruh umat manusia sebelum Hari Pengadilan tiba. Terakhir, ia dipanggil pula dengan nama "Isa Putra Maryam" berulang kali oleh Alquran untuk menegaskan hubungan dengan sang ibu. Maryam memperoleh kedudukan yang istimewa dalam tradisi Islam sudah pernah saya bahas sebelumnya dan penghormatan terhadap beliau pun juga bukan hal yang baru karena ia menjadi simbol kasih sayang, pengorbanan, kecendikiaan serta keberanian di dalam Alquran.

Yesus adalah kado Natal terbaik yang pernah diterima oleh dunia ini. Ia merupakan Firman Tuhan yang mewujud, menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia lainnya. Kalimat Firman (logos) yang jadi pembuka Injil Yohanes juga dimiliki oleh buku suci kaum muslim di dunia ini, "Kalimatullah" atau Yesus sebagai Kalimat (firman) Allah. Alquran menegaskan bahwa apabila Allah berkehendak maka Ia cukup berfirman "kun!" (Jadilah), maka jadilah apapun yang Ia kehendaki itu. Melalui perantaraan Ruhul Kudus (Islam mengkategorikan malaikat Allah, dalam hal ini ialah Jibril alias Gabriel sebagai roh kudus) untuk membawa Firman-Nya tersebut serta meniupkannya ke rahim si Perawan Maria. Maryam diceritakan begitu terkejut bahkan sempat bertanya kepada Jibril yang mewujud dalam bentuk seorang pria "Bagaimana mungkin aku dapat mengandung sedangkan aku saja belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun?". Jawaban selanjutnya mengantarkan kita kepada Kuasa Tuhan serta keinginan-Nya untuk mengistimewakan Maryam dari seluruh perempuan lain di muka bumi ini untuk mengemban misi besar penyelamatan.

Yesus juga adalah kado Natal terbaik bagi kaum muslimin. Kehadiran Yesus di dalam doktrin Islam ialah untuk menyiapkan jalan bagi kemunculan Nabi Muhammad. Yesus mengingatkan akan lahirnya seorang Nabi yang akan menjadi segel terakhir dari para nabi sebelum Hari Tuhan Yang Besar tiba. Tanpa kehadiran Yesus untuk mengawali jalan takdir Muhammad, maka Sang Nabi tak akan pernah lahir. Muhammad sendiri begitu mencintai Yesus hingga pada salah satu hadithnya ia pernah bersabda bahwa seluruh nabi utusan Allah saling bersaudara dengan ia dan Yesus sebagai saudara yang paling dekat karena ia diutus sebelum dirinya. Seandainya kedua pribadi ini hidup di suatu timeline waktu yang sama, saya yakin mereka berdua akan berkawan mengingat inti ajaran yang mereka bawakan pada dasarnya serupa.


Tahun ini kita merayakan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad pada tanggal 24 Desember 2015. Dua hari maulid, dua hari natal yang kedua-duanya punya arti yang sama: kelahiran. Maulid atau natal dari dua orang besar di Timur Tengah yang pengaruhnya mampu merubah arah perjalanan sejarah dunia. Perang Salib dan perang-perang peradaban lainnya telah membuat kedua agama yang dibawakan oleh kedua representatif Allah di muka bumi ini saling berhadap-muka dengan wajah yang garang. Sangat jauh dari bayangan kita akan Bapa yang Maha Pengampun sebagaimana disabdakan Yesus maupun Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang seperti yang wajib diucapkan oleh Muhammad saat ia memulai doanya. 

Repetisi kepahitan yang timbul karena egoisme manusia untuk kemudian mencampuraduk agama dengan kepentingan politik dan ekonomi membuat Yesus semakin jauh dari umat Islam dan Muhammad semakin tidak dikenal di kalangan Nasrani. Hari ini bagi sebagian penganut agama masing-masing, Muhammad adalah ISIS yang meneror dunia sedangkan Yesus adalah Vatikan yang skandalis dan korup. Di tengah menyedihkannya prejudice yang kita miliki terhadap sesama umat beragama, momentum kelahiran dua orang suci ini harusnya mampu membuat kita memahami bahwa ada hal-hal besar tentang kemanusiaan yang diajarkan oleh keduanya selain hal-hal mengenai doktrin khas agama masing-masing. Segelintir umat Islam contohnya tidak mau mengucapkan "Selamat Natal" hanya karena takut akidahnya akan terlukai. Yesus adalah Firman Tuhan dan Muhammad adalah Kekasih Tuhan, mengapa kita melupakan Tuhan yang Satu dan mengkotak-kotakkan perbedaan yang sejatinya sudah eksis bahkan tanpa perlu dibuat-buat lagi? Baik Islam maupun Kristen keduanya sama-sama mengajarkan kasih Tuhan, kebaikan kepada sesama dan pengampunan. Melalui kedua hal ini harusnya manusia yang beragama mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Pada peralihan malam dari 24 menuju ke 25, saya berdoa kepada Tuhan. Tuhan yang satu, tanpa embel-embel Tuhannya Islam atau Tuhannya Kristen, yang jelas saya berdoa kepada Tuhan yang selama 24 tahun ini telah begitu rajin mendengarkan saya tanpa saya harus menyatakan terlebih dahulu institusi agama apa yang saya ikuti. Di malam yang sunyi itu saya memperingati turunnya dua cahaya-Nya yang agung, satu di kandang yang sederhana di Bethlehem dan yang satu lagi di rumah sederhana di kota dagang Mekkah. Betapa damainya dunia ini jika kita menyadari bahwa Tuhan begitu menyayangi umat manusia sehingga tiada berkeberatan mengutus kedua favorite-nya ini untuk planet bumi. Teringat saya akan kisah indah yang pernah saya baca di buku Sirah Nabawiyah waktu kelas 6 SD. Sebuah kisah indah tentang gambar Isa dan ibunya di dalam Kabah (sebelum Kabah dibersihkan oleh Sang Nabi dulunya tempat itu ialah semacam kuil yang diisi oleh ratusan berhala suku-suku Arab setempat termasuk di dalamnya sebuah ikon Maria dan bayi Yesus yang kemungkinan dari Syria atau Bizantium) yang dilindungi oleh Nabi Muhammd saat akan dihapus oleh kaum muslim.

"On the day of the conquest of Mecca the Prophet entered the House (the Kaaba) and sent al-Fadl ibn al-Abbas ibn Abdalmuttalib to get water from the well of Zemzem. He ordered to bring pieces of cloth and to imbue them with water and then he commanded to wash off these pictures, as it was done. He stretched his arms, however, over the picture of Jesus, the son of Mary, and of his mother and said: 'Wash off all except what is under my hands!'" 
Al-Azraqi p. 111, cf. p. 76

Saya tutup tulisan ini dengan dua buah kutipan dari dua kitab suci yang mempengaruhi umat manusia hingga hari ini. Dua kalimat yang manis dari Tuhan sebagai kado bagi kita semua. Jika ada di antara ayat-ayat di kitab suci tersebut yang harus kita ingat selalu sebagai manusia yang baik dan hadir di muka bumi ini demi kelanggengan planet bumi, maka saya memilih kedua ayat di bawah ini untuk kita simpan rapat-rapat di hati.

Love thy enemy and pray for those who persecute you. (Matthew 5:44).

Anyone who does evil or wrongs himself and then asks Allah’s forgiveness will find Allah Ever-Forgiving, Most Merciful. (Surat An-Nisa, 110)

Selamat Maulid Nabi dan Selamat Natal dari Leiden! Damai, damai, damai selalu!

Sunday, December 13, 2015

Unparallelled Universe


I used to be the universe. But now the sun, the moon, the stars, the earth and the whole universe is in you. I really hate it, I want them back. I hate it to think about you too much. I am unparallelled, the universe of my own. Could you please give my universe back?

Saturday, December 12, 2015

Hantu di Belanda

Dulu, badak bercula satu di ujung barat Jawa adalah unicorn
Cendrawasih yang bertengger di pohon-pohon tertinggi Papua adalah burung api phoenix
Manusia-manusia kerdil di Flores adalah leluhur hobbit-hobbit Tolkien
Pulau Banda masih dihuni naga saat Sindbad berburu pala
Dan hutan lebat Borneo adalah Eden yang dialiri oleh Barito, Kapuas, Mahakam dan Kahayan

Di negeri yang asing itu, letaknya sungguh jauh di timur
Ada banyak manusia
Ada banyak binatang
Ada banyak tumbuhan
Serta ada pula banyak hantu

Hantu mereka ini rupanya bermacam-macam ragam bentuknya
Ada yang rambutnya panjang
Ada yang tubuhnya berbulu dan hitam
Ada yang cebol dan gundul
Serta ada pula yang matanya biru dan rambutnya pirang

Mahluk-mahluk ini hidup tenang di pohon-pohon
Di kali-kali
Di lembah-lembah
Di gunung-gunung
Dan juga di rumah-rumah

Mereka hidup bersama manusia, meski tubuhnya kasad mata
Kadang mereka bahagia, kadang mereka sedih
Jika mereka marah maka manusia segera menghaturkan sembah
Membawakan senampan bunga dan setangkai dupa
Ke pohon-pohon, ke kali-kali, ke lembah-lembah, ke gunung-gunung, dan juga ke sudut-sudut rumah

Hantu-hantu ini sungguh hebat kuasanya
Namun juga begitu mudah diperdaya
Karena mereka bisa dibujuk takluk untuk masuk
Ke dalam botol
Ke dalam keris
Ke dalam lukisan
Ke dalam patung
Ke dalam naskah
Ke dalam cincin
Ke semua prakarya buatan tangan manusia

Alkisah suatu hari di negeri dongeng Bawah Angin ini
Tibalah sekawanan kerbau bule dari Barat yang diramalkan Jayabaya
Membajak negeri bunga seroja, menebar takut dan duka
Ketika akhirnya mereka angkat kaki pulang ke negerinya yang dingin di utara sana
Yang mereka sebut dengan nama Belanda dengan ratunya Juliana
Diboyong pula lah beraneka rupa
Botol-botol berharga
Keris-keris sakti mandraguna
Lukisan-lukisan indah tiada tara
Patung-patung halus lekuk lengkungnya
Naskah-naskah wewacan kuna
Serta cincin-cincin pusaka

Tak sadar mereka karena ikut pula memboyong hantu menyebrang samudera
Tak sadar pula hantu-hantu itu karena sudah berpindah negara
Berpindah mereka ke bumi yang alamnya sungguh berbeda
Lalu disimpan lah hantu-hantu itu di dalam gedung-gedung cantik bernama museum
Di kamar-kamar indah bilik koleksi istana

Kini, bagaimana cerita mereka?

Hantu-hantu itu tertidur sambil memegangi perut
Menahan lapar yang tak kunjung reda
Karena kini tak ada lagi sajen kembang dan dupa
Di pohon-pohon, di kali-kali, di lembah-lembah, di gunung-gunung, dan di rumah-rumah
Menanti-nanti waktu untuk terbebas
Sambil berdoa menitik mata 
Merindu untuk kembali berkiprah di tanah kelahirannya
Merindu sapa sembah senyum ramah manusia-manusia bumi surga

Leiden,
12 Desember 2015
9.47 PM