Friday, October 8, 2010

On How to Gain Wealth & Luxury Out of Nothing

Post ini saya buat karena ‘terilhami’ oleh Tumblr-post dari Sdri Chandra Hardita.


Zaman sekarang ini jika ingin menjadi orang kaya, tidak usah repot-repot dengan memulai bisnis kecil-kecilan atau jadi dokter. Buka toko modalnya banyak, belum lagi kalau musti bersaing sama para pedagang yang dari sononya emang sudah memonopoli pasar. Bagus kalau dagangannya laku, kalau tidak, ya nombok lagi. Kalau belum punya KONEKSI atau tidak berpengalaman berhadapan sama Pasar (Pasar di sini bukan pasar yang becek klo hujan, bau ikan dan ayam itu loh. Pasar di sini maksudnya pasar itu, yang semakin lama semakin kapitalis aja) mampuslah dikau, adinda. Jadi dokter juga, profesi mulia yang tadinya lumrah dikira orang dapat menghasilkan banyak duit, ujung-ujungnya malah menghabiskan ratusan juta duluan, sekedar buat mendaftar kuliahnya. Belum lagi kalau harus mengeluarkan uang buat beli buku, peralatan, praktek, ini-itu, atau itu-ini. Tapi bukan berarti saya merendahkan profesi dokter maupun pedagang, tidak sama sekali. Keduanya merupakan profesi luarbiasa yang turut menjalankan roda kehidupan dan membangun peradaban. Hanya saja karena kondisi perekonomian yang kacrut dan kemakmuran yang tidak merata, kedua profesi tersebut dijadikan 'bulan' bagi para 'punguk' yang menginginkan duit banyak.

Zaman sekarang ini kalau mau kaya cepat, kerja gampang, dan jam tidur siang pun nggak kepotong salah satunya ialah dengan cara jadi anggota legislatif. Maaf, bukan berarti saya memukul rata semua anggota DPR di pemerintahan RI semuanya hanya ingin menjadi kaya dengan cepat dan bekerja dengan jaminan tidur siang tidak terpotong. Akan tetapi rencana pembangunan gedung kantor mereka yang bakal menghabiskan duit triliunan, rencana study banding (atau lebih tepatnya tour) ke luar negri, tumpukan draft demi draft RUU yang tak kunjung selesai, serta fasilitas demi fasilitas yang semakin hari justru membuat para WAKIL RAKYAT yang DIPILIH OLEH RAKYAT itu terpisah oleh jurang lebar dengan RAKYATNYA, benar-benar telah membuat kami semua MUAK.
Emang, klo dilihat kasad matanya tanggung jawab dan pekerjaan anggota dewan itu benar-benar besar, terdengar sulit, dan membutuhkan akal sehat demi kemaslahatan masyarakat Indonesia. Tapi toh nyatanya yang mereka lakukan sejauh ini ‘baru’ bolos kalau mau meeting, saling memaki ketika rapat sedang berlangsung, dan walk-out begitu saja ketika rapat belum selesai. Akal sehatnya ditaruh dimana ya?



Nah, sekarang kita bertanya-tanya, dengan kualitas anggota legislatif yang tergolong ‘rendah’ dan menutup mata terhadap permasalahan bangsa yang ‘riil’ (bukan sekedar wacana di dalam rapat yang eer… sayang sekali banyak yang ketiduran), berapakah upah yang diberikan oleh kita selaku rakyat kepada wakil-wakil kita nan beriman di atas? Check this out (infonya saya dapat dari http://cafeblogger.biz/mengintip-gaji-anggota-dpr.html);

1. Gaji pokok : Rp 15.510.0002. Tunjangan listrik : Rp 5. 496.0003. Tunjangan Aspirasi : Rp 7.200.0004. Tunjangan kehormatan : Rp 3.150.0005. Tunjangan Komunikasi : Rp 12.000.0006. Tunjangan Pengawasan : Rp 2.100.000Total : Rp 46.100.000/bulanTotal Pertahun : Rp 554.000.000
Masing-masing anggota DPR mendapatkan gaji yang sama. Sedangkan penerimaan nonbulanan atau nonrutin. Dimulai dari penerimaan gaji ke-13 setiap bulan Juni.
Gaji ke-13 : Rp 16.400.000Dana penyerapan ( reses) : Rp 31.500.000Dalam satu tahun sidang ada empat kali reses jika di total selama pertahuntotalnya sekitar : Rp 118.000.000.Sementara penghasilan yang bersifat sewaktu-waktu yaitu:- Dana intensif pembahasan rencangan undang-undang dan honor melalui uji kelayakan dan kepatutan sebesar : Rp 5.000.000/kegiatan- Dana kebijakan intensif legislative sebesar : Rp 1.000.000/RUU. Jika dihitung jumlah keseluruhan yang diterima anggota DPR dalam setahun mencapai hampir 1 milyar rupiah.
Data tahun 2006 jumlah pertahun dana yang diterima anggota DPR mencapai Rp761.000.000, dan tahun 2007 mencapai Rp 787.100.000.

See? Kalau mau jadi orang kaya zaman sekarang gampang kok. Gak usah susah-susah nyupang ulat keket atau ngepet jadi babi atau melihara tuyul. Hii… Syirik kepada Allah itu namanya. Mendingan jadi anggota DPR aja, you’ll gain wealth and luxury out of nothing. Kerja di tempat mewah, kemana-mana dikawal, perut keluarga terisi kenyang, pake jas dan dasi, keluar negri buat jalan-jalan, dan yang paling penting: tidur siang gak kepotong, duit Rp 787.100.000 jalan teruuuuuusss!!!


Kawan-kawan semua, kita sebagai mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum harus berpikir analitis dan kritis. Jika pemimpin bangsa kita yang sekarang ternyata kerjaannya hanya tidur siang dan tidak mengerti apa yang dibahas di dalam rapat, maukah kita menjadi seperti mereka 10 tahun mendatang? Maukah kita bertukar tempat dengan mereka, giliran menjadi bahan cercaan generasi muda selanjutnya? Mengutip perkataan dari teman saya, Sdr. Giovani; kita bukan hanya sebagai penonton,dibelakang layar tapi kita jugalah sebagai saksi & aktornya..kita kuliah bukan untuk tujuan melamar kerja,, jgn dilupakan asal kita bangsa & negara ini.... mari kita perjuangkan dr hal yg terkecil...

1 comment:

ChandraHardita said...

Dad, I just found out ur old post and you mentioned my name in this post. Inspirasi dari posting aku yang mana? LOL so kepo... (tapi telat gitu keponya)